Di hari terakhir di Singapore, delegasi Homestay Pesantren Bina Insan Mulia mengagendakan ziarah ke makam tokoh ulama penyebar agama Islam di Singapore, ulama tersebut bernama Habib Noh bin Muhammad Al-Habsyi..
Tak melupakan jati diri sebagai santri, para delegasi Homestay mengikuti prosesi tahlil dengan khusyuk dan khidmat.. Shalawat dan Salam kpd Nabi saw, Riyadhoh, Tahlil dan doa yang kemudian diamini seluruh delegasi menjadi prosesi yang menentramkan jiwa.. Seperti hadir wibawa dan ketokohan sang Habib di siang hari itu..
“Beliau ini orang yang wara’,” kata Haji Sofwan, juru kunci makam tersebut, saat ditemui Media Center BIMA (Kamis, 14 Februari 2019)..
Setiap hari, puluhan orang berziarah ke Habib Noh. Tak sedikit juga yang berasal dari Indonesia, khususnya Jawa.
Sementara itu, pria yang juga menjadi Imam Masjid Haji Muhammad Salleh itu juga mengagakan bahwa peziarah dari Jawa yang datang ke makam Habib Nob banyak dari kalangan habaib dengan membawa para santrinya. “Baru-baru ini Habib Umar (Yaman) bersama Habib Jindan (Jakarta). Dia ke mari dulu, baru ke Indonesia,” katanya.
Riwayat Hidup Habib Noh
Habib Noh, konon, lahir di atas kapal, sekitar tahun 1788. Kedua orang tuanya saat itu dalam perjalanan dari Hadramaut, Yaman, ke Kedah (saat ini termasuk Malaysia). Hal ini diceritakan dalam diceritakan dalam buku Lambang Terukir: dalam Mengisahkan Manaqib Habib Noh bin Muhammad Al-Habsyi yang Syahir.
Dalam perjalanannya itu, petir menggelegar, hujan turun dengan deras. Karena itulah, Habib Muhammad bernazar jika putranya lahir, ia akan memberinya nama Noh.
Syekh Hasan Al-Khatib, juru kunci terdahulu, menceritakan bahwa Habib Noh merupakan orang yang alim. Tetapi, ia tidak menunjukkan kepandaiannya itu dengan mengenakan jubah, bertasbih, dan berserban. Ia lebih senang membantu meringankan beban masyarakat dengan mengobati yang sakit dan memberi makan yang lapar.
Habib Noh juga gemar menonton wayang Cina. Bahkan, ia duduk di posisi paling depan. Meskipun tidak mengerti dialek Cina, Habib Noh paham seluruh isi cerita.
Makamnya saat ini merupakan tempat riyadhohnya Habib Noh. Haji Sa’don, dalam buku buku Lambang Terukir: dalam Mengisahkan Manaqib Habib Noh bin Muhammad Al-Habsyi yang Syahir, menceritakan bahwa Habib Noh berjalan kaki untuk berkhalwat di atas Bukit Palmer (Mount Palmer) dari kediamannya di Marang Road, berdekatan dengan Masjid Temenggong. Saat itu, bukit tersebut masih dikelilingi hutan yang berdekatan dengan laut.
The Center Of Excellence