CIREBON, 80 Santri Pesantren Bina insan Mulia membuka prosesi acara Haul KH. Anas Sirojuddin (KHAS) ke 4, yang berlangsung selama 7 hari di pesantren Bina Insan Mulia, dengan mengkhatamkan Dalail khoirot secara berjamaah.Santri-santri tersebut adalah santriwan/i SMK Bina Insan Mulia kelas 12 yg sedang menjalani tahun terakhirnya di Pesantren dengan puasa tirakat Dalail selama 1 tahun penuh kecuali hari yg diharamkan puasa, dan hal tersebut merupakan tradisi pesantren dan para santri khususnya santri pesantren Bina Insan Mulia.
KH. Imam Jazuli, Lc.MA dalam sambutannya menyampaikan: “Saya menganjurkan siapa saja yang akan meninggalkan pesantren ini agar mengamalkan Dalail Khoirot. Karena dengan mengamalkannya, insha Allah dapat melapangkan rezeki, membawa ke Mekkah berkali2, melepaskan kesulitan, sebagai obat, dsb. Banyak yang sudah mengamalkannya dan alhamdulillah hidupnya berhasil.”
Kitab Dalail Khoirot merupakan karya monumental Syekh Imam Abu abdullah Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli, seorang ulama besar dari negeri Afrika pada abad ke 9 Hijriyah. Dalam Dalail Khoirot terkandung shalawat2, wasilah, dan Asma2 Nabi yg jumlahnya 201 Nama, dan memiliki banyak fadilah dengan mengamalkannya. Diantaranya: dimudahkan terkabulnya hajat, dijauhkan dari Musibah, menjadikan Ilmunya bermanfaat, dikabulkan doanya (mustajab), dan lain-lain.
Sahal Mahfudz, salah satu santri Pesantren Bina Insan Mulia yang mengamalkan Dalail Khoirot, sangat merasakan banyaknya manfaat dari mengamalkan dalail tersebut. Dia berujar, banyak keajaiban dan kemudahan-kemudahan yang didapat. Seperti dimudahkannya dalam belajar sehingga cepat dalam menangkap pelajaran, badan selalu sehat, dimudahkan dalam segala urusan dan banyak lagi yang lainnya.
Dalail Khoirot adalah salah satu kitab kumpulan salawat yang tenar di kalangan santri dan diijazahkan pengamalannya secara bersanad hingga ke penyusunnya, Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli. Adanya sanad ini membuktikan bahwa tradisi mengamalkan bacaan salawat secara rutin dengan menggunakan kitab ini telah dilakukan oleh para ulama.
“Hanya saja semenjak Mekah dan Madinah dikuasai rezim Saudi, peredaran dan pengamalan Dalail diberantas karena dianggap syirik. Benarkah isi dari kitab dalail memuat banyak hal-hal yang menjerumuskan pada kesesatan? Setidaknya ada dua ulama yang mensyarah kitab Dalail. Pertama, Syekh Muhammad al-Mahdi bin Ahmad al-Fasi dengan kitabnya Mathali’ al-Masarrat bi Jala Dalail al-Khairat, dan Syekh Abdul Majid al-Syarnubi al-Azhari dengan kitabnya Syarah Dalail al-khairat. Yang terbaru, tahun 2011, Hisam Dimasqi menulis Radd asy-Syubuhat an Dalail al-Khairat sebagai bantahan atas risalah at-Tahdzir min Kitab Dalail al-Khairat yang ditulis oleh ulama Wahabi.” Ujar Kiai Imam.