Pesantren Bina Insan Mulia mengadakan haul setiap tanggal 15-21 Desember, untuk memperingati sesepuh, Pesantren KH Anas Sirojuddin. Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli Lc MA, menjelaskan, haul di pesantrennya diarahkan untuk merangkul seba – nyak mungkin kalangan, bukan hanya para santri, dan alumni, tapi juga masyarakat luas.
“Sesuai amanat ayahanda saya, haul diarahkan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin elemen, agar mereka lebih dekat dengan pesantren,” katanya. Sejauh ini, harapan itu tercapai. Dari tahun ke tahun, haul mampu mendatangkan semakin banyak kalangan. Mereka membaur dalam rangkaian acara yang sama. Selama sepekan, pihaknya melaksanakan berbagai kegiatan, yang diarahkan untuk beragam kalangan. Untuk kalangan pelajar dan masyarakat umum, ada berbagai perlombaan dan pertandingan seperti bola voli, futsal, qasidah, dan sebagainya. Perkembangannya meng gembi rakan kualitas kegiatan meningkat, peserta pun selalu membludak, untuk kalangan remaja atau pemuda, ada beragam acara hiburan, seperti pertunjukan musik dari berbagai aliran, seperti reggae, pop, dan dangdut. Sejumlah grup band indie tampil di pesantren, juga artis ibu kota, seperti Titi Kamal. Sementara itu, untuk kalangan senior ada kegiatan-kegiatan religius, seperti tahlil, semaan Al- Qur’an, dan istigosah. Kegiatan- kegiatan itu kerap dipimpin tokoh-tokoh besar, termasuk Syekh Ahmed Mohamed Albasyouni El Dib dari Al-Azhar Mesir, Syekh Prof. Dr. Moh. Ali Al Maghribi dari Maroko dan KH.Dr. Fahrur Rozi, M.Ag.
Dengan demikian, semua elemen dirangkul. Mereka dipersatukan untuk bersama-sama lebih dekat dengan pe santren, dengan agama. Sebagai contoh, begitu waktu sha – lat tiba, semua berhenti beraktivitas. Mereka menuju masjid untuk menjalankan ibadah shalat. Pada saat konser pun diselipkan pesan-pesan kebaikan secara uni – versal, misalnya tentang perda mai – an, toleransi, keber samaan, etika, dan sebagainya. Pesan-pesan de mi – kian biasanya lebih mengena dari – pa da pesan-pesan keagamaan biasa. Respon masyarakat umumnya baik, awalnya mungkin heran, bah kan tak suka. Tapi setelah menga mati lebih jauh, dan memahami intisarinya, mereka balik memberikan dukungan.*